STRUKTUR DNA

 

STRUKTUR DNA

Deoksiribonukleat acid yang disingkat DNA adalah materi genetik yang terdapat di dalam kromosom dan kromosom terdapat di dalam nukleus atau inti sel. Selain itu, terdapat juga sebagian kecil DNA yang ditemukan di dalam mitokondria hewan serta tumbuhan, dan kloroplas ganggang dan tumbuhan tingkat tinggi. Terdapat perbedaan antara DNA di dalam nukleus dengan DNA yang terdapat di dalam mitokondria dan kloroplast. Perbedaan tersebut adalah DNA nukleus memiliki protein histon, sedangkan DNA mitokondria dan kloroplast tidak memiliki protein histon dan memiliki bentuk molekul bulat seperti yang dimiliki oleh bakteri dan ganggang biru.

Asam nukleat DNA disusun oleh nukleotida-nukleotida. Nukleotida jika diuraikan, tersusun oleh basa nitrogen, gula, dan fosfat (PO4). Basa nitrogen penyusun DNA terdiri dari 2 jenis yaitu purin dan pirimidin. Purin terdiri dari basa adenine (A) dan basa guanine (G), sedangkan pirimidin terdiri dari basa sitonsin (C) dan basa timin (T). Gula penyusun DNA adalah pentosa yang disebut deoksiribosa.

Bentuk DNA adalah untai ganda berpilin atau sprial yang sering disebut double helix. Bentuk spiral ini disebabkan oleh susunan gula dan fosfat. Bentuk DNA double helix pertama kali dikemukakan oleh Watson dan Crick pada tahun 1953. Dalam struktur DNA Adenin (A) selalu berpasangan dengan Timin (T), sedangkan Sitosin (C) selalu berpasangan dengan Guanin (G). pasangan dari Adenin dengan Timin dihubungkan oleh 2 ikatan hydrogen (H), sedangkan pasangan Sitosin dengan Guanin dihubungkan oleh 3 ikatan hydrogen (H).


REPLIKASI DNA

Replikasi DNA dapat dikatakan sebagai langkah awal dalam pembelahan sel. Proses pembelahan sel tidak akan terjadi jika tidak terjadi penggandaan DNA. Penggandaan atau perbanyakan DNA disebut juga sebagai replikasi DNA. Replikasi DNA sangat kompleks, yang melibatkan banyak protein, dengan masing-masing protein memiliki fungsi yang spesifik. Protein spesifik yang berperan dalam replikasi DNA, dikode oleh gen yang terdapat di DNA. Hal ini menunjukan bahwa ada kaitan yang sangat erat antara replikasi DNA, ekspresi genetik, dan metoblisme, sehingga jika terjadi hambatan dalam metabolisme misalnya akan berpengaruh pada replikasi DNA.

Model Replikas DNA

Terdapat 3 hipotesis  yang menjelaskan tentang replikasi DNA. Ketiga hipotesis replikasi DNA tersebut adalah semikonservatif, konservatif, dan Dispersif. 

a.      Hipotesis semikonservatif

Menurut hipotesis semikonservatif, setiap untai ganda DNA anakan yang dihasilkan melalui replikasi, DNA anakan tersebut memliiki satu untai tunggal DNA induk dan satunya lagi merupakan hasil sintesis untai DNA baru.

b.      Hipotesis konservatif

Menurut hipotesis konservatif , untai DNA anakan terdiri dari hasil sintesis untai ganda DNA baru, sedangkan untai DNA induk tetap bergabung.

c.       Hipotesis dispersif

Menurut hipotesis dispersif, DNA induk mengalami fragmentasi, hal ini mengakibatkan DNA anakan yang dihasilkan terdiri dari fragmen DNA induk dan DNA yang baru disintesis. 

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Matthew Melson dan Franklin Stahl dengan menggunakan bakteri Escherichia coli pada tahun 1958 mereka berhasil menunjukan bahwa replikasi DNA berlangsung secara semikonservatif. Hasil penelitian mereka menunjukan bahwa setiap DNA anakan masing-masing memiliki satu untai DNA yang berasal dari untai DNA induk. Sehingga, mekanisme replikasi DNA dengan cara semikonservatif lebih diterima dari pada mekanisme yang lainnya.


Komponen-komponen Replikasi DNA

            Replikasi DNA membutuhkan beberapa komponen. Komponen-komponen tersebut berperan dalam mendukukng terjadinya replikasi DNA. Beberapa komponen tersebut antara lain:

1.      DNA cetakan

Molekul DNA yang akan mengalami replikasi atau DNA yang akan diperbanyak.

2.      Molekul deoksi ribonunkleotida

Molekul-molekul ini terdiri dari dATP, dTTP, dCTP, dan dGTP. Masing deoksi ribonukleotida tersusun oleh 3 komponen yaitu:

a.      Basa nitrogen (purin atau pirimidin)

b.      Deoksiribosa (gula yang memiiliki 5-karbon)

c.       Gugus fosfat

3.      DNA polymerase

Enzim yang berperan mengaktalisis proses polimerisasi nukleotida yang membentuk untaian DNA. Dengan kata lain DNA polymerase adalah enzim yang berfungsi dalam sisntesis DNA atau pemanjangan DNA baru. Sel eukariot memiliki 5 jenis DNA polymerase yaitu alfa, omega, sigma, beta dan gama. Hal ini berbeda pada bakteri Escherichia coli yang memiliki 3 jenis DNA polymerase yaitu 1, 2, dan 3.

4.      Primase

Enzim berperan dalam mengaktalisis sintesis primer. Primer digunakan untuk memulai proses replikasi DNA. Bakteri E. coli memiliki primase yang disebut primosom yang terdiri dari beberapa jenis protein.

5.      Hilikase dan girase

Helicase berperan dalam membuka ikatan hydrogen pada DNA cetakan atau DNA induk. Girase berperan dalam membantu proses pembukaan ikatan hydrogen pada DNA cetakan.

6.      Single strand binding protein (SSB)

Protein yang berperan dalam menstabilkan untaian DNA yang telah terbuka. Hal ini bertujaun agar untaian DNA yang telah dibuka oleh helicase dan girase tidak tertutup kembali, sehingga proses replikasi DNA dapat berjalan dengan baik tanpa ada hambatan.

7.      Ligase

Enzim ini berperan dalam menyambung fargmen-fragmen DNA yang terputus.


Mekanisme Sintesis DNA

Proses replikasi DNA terjadi melalui beberapa tahap. Tahap tersebut adalah denaturasi, inisiasi, pemanjangan untaian DNA, ligasi fragmen-fragmen DNA dan terminasi.

a.      Denaturasi

Denaturasi merupakan proses pemisahan DNA yang beruntai ganda menjadi DNA untai tunggal. Proses pemisahan dikatalisis oleh helicase. Pada awalnya DNA cetakan atau induk beruntai ganda, kemudian ikatan hydrogen diputus oleh helicase, sehingga menjadi 2 untai tunggal. Kedua untai tunggal DNA ini digunakan sebagai cetakan untuk mensintesis DNA baru.

b.      Inisiasi

Inisiasi merupakana proses memulai sintesis DNA. Setelah DNA untai ganda dipisahkan menjadi untai tunggal, maka DNA untai tunggal tersebut masuk ke dalam tahap inisiasi, untuk memulai proses sisntesis DNA baru. Sintesis DNA dimulai dari ujung 5-P (fosfat) ke 3 OH (hidroksi).

Inisiasi ini katalisis oleh primase. Primase atau RNA polymerase dengan mensintesis primer. Primer terdiri dari beberapa basa nitrogen yang digunakan sebagai tempat menempelnya DNA polymerase untuk memulai sisntesis DNA atau pemanjangan untain DNA.

c.       Pemanjangan untaian DNA

Primer yang telah terbentuk pada DNA untai tunggal, kemudian digunakan oleh DNA polymerase untuk melakukan sisntesis atau pemanjangan DNA dengan cara menambahkan nukleotida dari ujung 5-P ke 3-OH.

d.      Ligasi fragmen-fragmen DNA

Pada sintesis DNA pada untai DNA negative terdapat fragmen okazaki yang harus dipotong, sehingga membentuk fragmen yang dikenal dengan fagramen okazaki. Fragmen-fragmen tersebut kemudian disambung oleh ligase.

e.      Terminasi

Terminasi merupakan proses terakhir dari replikasi. DNA polymerase akan berhenti melakukan sinstesis DNA ketika masuk ke dalam daerah terminasi. Daerah terminasi merupakan daerah untai DNA yang memiliki susunan basa yang unik, sehingga ketika DNA polymerase masuk ke dalam daerah ini maka DNA polymerase akan terlepas dari untai DNA. Dengan demikian, berakhirlah proses replikas DNA.

Popular posts from this blog

contoh: Laporan praktikum

STRUKTUR SEL EUKARIOT