Sistem Kontrol Siklus Sel
Sistem kontrol pada siklus,
bertujuan agar proliferasi sel berjalan secara normal atau yang diinginkan.
Siklus sel dapat dikotrol secara intrinsik (dalam sel), dan ekstrinsik (luar
sel). Protein regulator siklus sel, ada yang bersfiat kontrol positif dan ada
yang bersifat negatif. Kontrol positif adalah protein yang bertugas mendukung
sel untuk bertumbuh dan berkembang, sedangkan kontrol negatif adalah protein
yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan sel. Tujuannya agar protein yang berperan dalam kontrol
positif dapat dikendalikan oleh protein kontrol negatif supaya sel yang
dihasilkan sesuai siklus sel normal. Akibat jika protein positif tidak dapat
dikendalikan oleh protein negatif, maka sel akan selalu membelah dan pada akhirnya
menyebakan tejadinya gangguan seperti terjadinya kanker. Dalam siklus sel juga, terdapat checkpoint yang berpran dalam regulasi siklus sel, yang berfungsi
memeriksa kesiapan siklus sel untuk masuk pada fase selanjutnya. Blog ini hanya menjelaskan tentang regulasi
siklus sel, secara mendasar. Regulator siklus sel yang paling berperan
dalam siklus sel adalah sebagai berikut:
a. Cylin,
merupakan protein yang diekspresikan dalam siklus sel secara periodik dan
konsentrasi yang berbeda-beda pada setiap fase. Cyclin yang paling banyak terdapat dalam siklus sel adalah cyclin D, E, A dan B. Dari semua cyclin ini, cyclin D tidak ekspresikan secara periodik. Ekspresi cyclin D tergantung pada growth factors.
b. Cyclin-dependent kinases
(CDK), merupakan protein kinase yang berperan dalam fosforilasi. Syarat untuk
CDK aktif bekerja adalah harus berikatan dengan cyclin, jika CDK tidak berikatan dengan cyclin maka CDK tidak aktif bekerja. CDK yang paling berperan dalam
siklus sel adalah CDK 4, 6, 2, dan 1. Ptotein cyclin dan CDK dapat dikatakan sebagai protein yang berperan dalam
kontrol positif dalam siklu sel.
c. Cyclin-dependent kinases inhibitor (CKI), meurpakan protein yang berfungsi menghambat kerja dari CDK atau kompleks cyclin-CDK. Akibatnya CDK atau kompleks cyclin-CDK tidak dapat berperan dalam regulasi siklus sel. CKI dapat dikatakan sebagai protein yang berperan dalam kontrol negatif dalam kontrol skilus sel. cyclin-dependent kinase inhibitor terbagi menjadi 2 kelompok yaitu: INK4 dan CIP/KIP. INK4 berfungsi mengikat CDK, akibatnya CDK tidak dapat mengikat cyclin D, sehingga progresi fase G1 pada siklus sel dihambat. CIP/KIP berfungsi mengikat kompleks cyclin D-CDK 4/6 dan Cyclin B-CDK1.
Tahapan dalam kontrol/ regulasi siklus sel.
Fase G0
Fase G1
HDAC yang terlepas akan
mengganggu struktu DNA, yang mengakibatkan struktur DNA menjadi longgar. Hal
dikarenakan HDAC berfungsi menjaga kekompakan struktur kromatin dengan DNA,
sehingga struktur DNA sangat kuat dan tidak mudah dilakukan transkripsi. E2F
merupakan faktor transkripsi untuk sisntesis berbagai protein yang dibutuhkan
dalam fase G1 dan fase S. Pada awalnya protein Rb mengikat E2F (dalam kompleks
HDAC-pRb-E2F), tetapi karena mengalami fosforilasi yang disebabkan oleh
kompleks Cyclin D-cdkd 4/6, sehingga
faktor transkripsi tersebut terlepas dari protein Rb.
Selain, Cyclin D yang berperan fase G1, juga terdapat Cyclin E. Cyclin E akan
berikatan dengan cdk2, kemudian membentuk sebuah kompleks. Kompleks Cyclin E-cdk2 selain memfosforilasi pRb,
kompleks ini juga memfosforilasi p 27 (yang berperan menghambat cyclin D). Kompleks ini juga
memfosforilasi p220 (NPAT) untuk meningkatan
transkripsi gen histon selama perkembangan siklus sel. Kompleks ini juga
memfosforilasi NPM (nukleophosmin), kemudian NPM dilepaskan dari sentrosom yang
memicu sentrosom melakukan duplikasi. E2F yang terlepas dari Rb dapat memicu
aktivasi dari beberapa gen seperti hidrofolat
reduktase, timidin kinase, histon H2A, DNA polimerase alfa, proliferating cell nuclear antigen, cyclin E, cyclin A, Cdc2, dan E2F1.
Cyclin
A berperan dalam trnasisi G1 ke S, S ke G2, dan G2 ke M. Akan tetapi mekanisme
kerjanya belum jelas. Penelitian pada dropsila menujunkan bahwa sel yang
kekurangan cyclin A siklus sel akan
terhambat. Cyclin A dapat berikatan
dengan cdk1 dan cdc2 dalam fase S dan fase G2. Cyclin A-cdkc aktivitasnya ditunjukan antara fase S dan G2,
sedangkan cyclin A-Cdc2 akitivitasnya
hanya ditunjukan di fase G2. Protein yang menjadi substrat untuk cyclin A-cdk2 adalah histon h1 dan
protein RB, sedangkan cyclin A-cdc2
adalah protein histon H1. Kontrol negatif pada G1 salah satunya dipengaruhi CDI
(Cyclin dependent inhibitor), yang
akan mengikat cyclin D-cdk4 dan menghambat
aktivitas dari kompleks cyclin
E-Cdk2.
Fase S
(Sintesis)
Cyclin
A-cdk2 berperan dalam
fosforilasi protein yang dibutuhkan untuk replikasi DNA. Salah satu protein
yang difosforilasi oleh kompleks ini adalah CDC6. Hal ini mengakibatkan DNA
dapat direplikasi, sehingga pada fase S jumlah DNA sudah bertambah atau DNA
telah digandakan. Akhir fase S, cyclin
A melepas Cdk2, kemudian mengikat Cdk1
(Cdc2) untuk mengatur transisi sel dari fase S ke G2. Kompleks cyclin A-Cdk1 akan memfasilitasi
kondensasi kromatin yang dibutuhkan untuk penggandaan sel.
Fase G2
Pada
saat metafase dilakukan checkpoint, yang dikenal dengan nama spindle assembly checkpoint (SAC).
Ketika kromatid terletak berjejer pada spindle ekuator, dengan semua pasangan
kinetokor yang melekat dengan benar pada spindle, SAC menjadi terpenuhi. Hal
ini akan mengaktifkan SAC, yang kemudian mengatifkan anaphase promotion complex (APC), yang menginduksi penghancuran
susbtrat cyclin B dan sekurin
kritisnya. Cyclin B yang hancur mengakibatkan CDK1 tidak aktif. Penghancuran
sekurin mengaktifkan protease yang merupakan targetnya yaitu seprase. Separase
akan memotong kohesin yang mengarahkan sel masuk pada anafase.
Checkpoint
siklus sel.
Pada Checkpoint pertama (G1) DNA sel induk diperiksa, untuk mengetahui apakah terdapat kerusakan DNA atau tidak. Jika, iya maka siklus sel akan berhenti dan DNA diberi kesempatan untuk melakukan perbaikan. DNA yang telah selesai diperbaiki akan masuk pada fase selanjutnya. Selain, kerusakan DNA, sistem ini juga memastikan apakah terdapat nutrisi yang cukup untuk digunakan pada fase selanjutnya. Checkpoint pada fase G1 dikenal dengan nama restriction point (R). Checkpoint selanjutnya pada fase G2 berperan untuk memastikan apakah DNA yang direplikasi pada fase S telah selesai direplikasi, dengan tujuan agar sel masuk pada fase M. Protein yang disekresi pada chcekpoint fase S, G2 dan M adalah CHK1. CHK1 merupakah protein kinase yang berperan memfosforilisasi cdc25C, yang mengakibatkan kompleks cyclin B-cdk1 menjadi tidak aktif. Selian, fosforilasi cdc25C, CHK1 juga memfosforilasi cycE-Cdk2 dan cycA-Cdk2 yang memiliki peran penting dalam fase S. Akibat dari fosforilasi kompleks-kompleks ini menyebabkan siklus sel terhenti. Checkpoint terakhir pada akhir fase M (metafase) disebut juga spindle checkpoint. Pada checkpoint ini mengecek apakah kromosom letaknya telah sejajar pada benang spindel, agar sel siap melakukan pembelahan. Jika belum, siklus sel akan dihentikan.
Daftar Pustaka.
1. Murti Harry, Boediono Arief, Setiawan
Boenjamin, Sandra Ferry. Regulasi siklus sel: kunci sukses somatic cell nuclear
transfer. cdk vol. 34 no. 6/159 Nov - Des 2007.
2. Istindiah HN dan Auerkari, EI. Mekanisme
Kontrol Siklus Sel: Suatu Tinjauan Khusus Peran Protein Regulator pada Jalur
Retinoblastoma (Rb). Journal of Dentistry Indonesia. November
2015.
3.
Sarmoko, Larasati, Regulasi
Siklus Sel, Cancer Chemoprevention
Research Center